Setiap benda yang berjudul ‘makanan’
Sampai ibuku membuat selamatan
Menyembelih tujuh ekor sapi
Ketika aku berhasil menelan sesuap nasi
Aku seperti orang kehausan di tengah derasnya hujan
Kedingingan dibakar terik matahari
Menggigil dan gerah bergantian
Dendamku barsalin-salin rupa
Dari cinta menjadi benci menjadi cinta menjadi benci menjadi cinta dan seterusnya
Dari rindu menjadi muak menjadi rindu menjadi muak menjadi rindu dan selanjutnya
Mataku masih nyalang terbuka
Enggan memejam bahkan ketika gelap telah turun bersekutu dengan sunyi
Menyisakan beberapa gelombang cahaya
Yang terpantul dari mata binatang malam
Menyisakan beberapa gelombang suara
Siulan angin dan daun jatuh berdebam
Kutendang cermin di hadapanku
Karena telah menunjukkan bentuk asliku
Lalu kucari cermin cembung
Yang bisa menggembungkan kedua pipiku
Lalu dengan lipstick kugambar senyum
Membalik bentuk lengkung bibirku….
No comments:
Post a Comment