ketika mata enggan terpicing
lima lembar cerita tentang sunyi, kering, dingin, abu, ngeri. dengan percakapan tanpa tanda kutip.
dua ekor lalat terbang bersilang, sayapnya bergetar kasar. hinggap di sana di sini.
seekor nyamuk mendengung halus. hey berhentilah. gigit saja aku sekenyangmu lalu tidur, bisa tidak?
di kepalaku ebiet bernyanyi. seperti sudah kugitari jam sebelas tadi.
ada yang tak mampu ku lupa
bulu lembut di keningmu
yang meremang kala kukecup
dan ketika kusibak rambutmu
kupikir aku tidur. tapi aku melihat jam 11.57.
aku juga melirik jam 00.38. dan 01.30. 02.00 dan lalat itu masih juga nggaber ke sana ke mari. nyamuk-nyamuk berhenti bernyanyi -- kenyang. aku masih ingin setengah telanjang, tapi dingin menusuki setiap pori yang terpapar. dan seperti ada sepotong beling tertancap di rongga hidungku, bapak, aku memang anakmu.
sekotak susu. dan kuharap aku bisa tidur tanpa mimpi, sampai jumpa esok pagi.
Friday, December 18, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment