Tuesday, December 23, 2008

berkali-kali bunuh diri

kucoba menenggak obat serangga
tapi rasanya tak enak dan aku muntah

kutelan seratus butir obat tidur
tapi mama menemukanku
dan dokter menghidupkanku lagi


kusayat nadi
tapi si empunya silet sadar siletnya hilang
dan menemukanku membasahi kasur dengan darahku
kini hanya ada bekas luka yang telah kering di pergelangan tangan kiriku


sekarang aku berdiri di selasar luar lantai tujuh
pagi masih sepi dan tak ada yang melihatku
aku akan melompat mendahulukan kepala
dan tidak akan ada yang bisa lagi menyelamatkanku
karena ketika telah kulakukan
hanya akan tersisa tubuhku yang hancur
akankah bisa seseorang menyatukan?
satu...
dua...
ti...

No comments: